a. Apakah itu Rasulan ???
Rasulan!!!!
Apakah yang ada dibenak seseorang ketika mendengar kata rasulan???? Kemungkinan
menurut saya kebanyakan orang pasti berpikir tidak jauh dari kata kegiatan yang
ada hubungannya dengan peringatan terhadap suatu momen hidup para rasul setelah
mendengar kata rasulan.
Sebenarnya Tradisi rasulan merupakan tradisi dari jaman dahulu yang masih dilestarikan sampai sekarang oleh masyarakat kabupaten Gunungkidul dari ujung barat yaitu Kecamatan Panggang dan sampai yang paling timur yakni Kecamatan Girisobo serta daerah sekitarnya. Di tempat lain biasanya tradisi rasulan dinamakan bersih dusun. Rasulan biasanya dilaksanakan setelah panen raya yang dilakukan oleh masyarakat dan dijadikan masyarakat sebagai acara untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rizki hasil panen yang melimpah. Biasanya rasulan dilaksanakan di setiap pedesaan ataupun di padukuhan dan dengan waktu yang berbeda-beda, sesuai dengan pelaksanaan panen masing-masing desa.
Sebenarnya Tradisi rasulan merupakan tradisi dari jaman dahulu yang masih dilestarikan sampai sekarang oleh masyarakat kabupaten Gunungkidul dari ujung barat yaitu Kecamatan Panggang dan sampai yang paling timur yakni Kecamatan Girisobo serta daerah sekitarnya. Di tempat lain biasanya tradisi rasulan dinamakan bersih dusun. Rasulan biasanya dilaksanakan setelah panen raya yang dilakukan oleh masyarakat dan dijadikan masyarakat sebagai acara untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rizki hasil panen yang melimpah. Biasanya rasulan dilaksanakan di setiap pedesaan ataupun di padukuhan dan dengan waktu yang berbeda-beda, sesuai dengan pelaksanaan panen masing-masing desa.
Disebut dengan
rasulan karena dalam acara rasulan ini salah satu tokoh yang paling dihormati
yaitu Nabi Muhammad yang telah menjadi panutan manusia. Disebut bersih dusun
karena dalam upacara ini terdapat hal hal yang sangat berguna, seperti kerja
bakti, gotong royong, merapikan tempat-tempat umum, tempat makam, selamatan,
kendurian, dan di lanjutkan dengan kirim doa kepada leluhur masyarakat
tersebut, yang bertujuan meminta kemakmuran, kesehatan, terhindar dari bencana
kepada Allah swt.
Dalam acara ini
tokoh-tokoh yang disebut yaitu Allah swt, Nyai Roro Kidul, Ki Amongsari, Kiai
bodho, leluhur desa, Nabi Leyas (ilyas), Nabi Kilir(khidzir), Kyai Kundhi, dan
Nyai Kundhi. Banyak
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam tradisi rasulan ini, biasanya
tradisi rasulan diawali dengan bersih dusun dengan gotong royong di lingkungan
dusun, seperti jalan-jalan di kampung, pembuatan pagar di pinggir jalan,
membersihkan makam, mebersihkan kali dan lain sebagainya. Tradisi rasulan juga
dimeriahkan dengan berbagai macam kegiatan, seperti adanya perlombaan sepakbola
antar kampung, voly dan ada juga berbagai macam pertunjukan dan tontonan yang
diadakan, seperti reog, jathilan, ketophrak juga kesenian kesenian yang lainnya
semuanya tersebut tergantung kesanggupan warga dan dana yang tersedia.
Dalam tradisi rasulan, seluruh masyarakat menyiapkan hidangan yang sangat
istimewa untuk saudara atau tetangga yang ingin bersilaturrahmi, dengan menu
yang sangat komplit. Dan makanan yang tidak pernah tertinggal adalah peyek.
Peyek merupakan makanan yang terbauat dari tepung beras yang dicampur dengan
kacang tanah dan digoreng dengan tipis-tipis, dalam setiap ada kegiatan tradisi
rasulan makanan yang satu ini tidak pernah absen. Masyarakat melakukannya untuk
bersyukur kepada Allah dan menyisihkan sebagian rizkinya kepada orang lain.
Dari orang berduit sampai yang kekuranganpun melakukan hal yang sama dalam
penyajian hidangan.
Saat ini
penulis akan menyajikan gambaran perayaan rasulan di desa Wiladeg Kecamatan
Karagmojo Kabupaten Gunungkidul. Desa Wiladeg berada sekitar 5 km dari kota
Wonosari kearah timur laut yaitu pada Jl.Wonosari-Semin. Desa yang kebanyakan
masyarakatnya berwirausaha menjual bahan-bahan bangunan.
c. Sejarah rasulan di desa
Wiladeg
Menurut saudara
Jefri yang notabene berdomisili di desa Wiladeg tradisi rasulan sudah ada sejak
lama, bahkan sejak agama islam belum masuk di desa Wiladeg, saat itu menurut
berita dari mulut kemulut warga tradisi rasulan Wiladeg namanya bukan rasulan,
dan belum diketahui kapan akhirnya diberi nama dengan tradisi rasulan. Tradisi
ini berjalan dengan turun-temurun. Tradisi rasulan dilaksanakan untuk
mengucapkan syukur kepada Tuhan atas rizki yang telah diberikan. Menurut saudara
Jefri, tradisi rasulan di desa Wiladeg merupakan kegiatan yang selalu dilakukan
oleh warga Wiladeg disetiap tahunnya, bahkan sampai-sampai sudah mendarah
daging di kalangan masyarakat. Dan tradisi rasulan merupakan agenda rutin yang
dilaksanakan oleh masyarakat desa Wiladeg.
d. Waktu dan tempat pelaksanaan
Pelaksanaan
tradisi rasulan di desa Wiladeng dilaksanakan setahun sekali saat musim panen
tiba, yang dilaksanakan pada hari jum’at legi (nama pasaran jawa). Tradisi
rasulan dilaksanakan di pusatkan di balai desa, pelaksanaan tradisi rasulan pun
dilaksanakan di jalan-jalan, kali, di tempat-tempat yang di anggap keramat oleh
warga desa Wiladeg.
e. Pelaksanaan kegiatan
Kemeriahan
pelaksanaan tradisi melebihi dari kemeriahan hari-hari besar lainnya seperti
lebaran dan natal, masyarakat luar kota pun datang jauh-jauh untuk menikmati
suasana tradisi rasulan di desa yang sangat meriah, dan hal ini sekaligus
menjadi penarik wisatawan untuk berwisata budaya di desa Wiladeg. Pelaksanaan
acara tradisi rasulan di desa wiladeg biasanya dilakukan selama tiga hari.
Ketiga hari tersebut merupakan agenda inti dari tradisi rasulan, akan tetapi
silaturrahmi yang di lakukan masyarakat akan berlangsung hingga satu minggu.
Pada hari pertama diawali dengan masyarakat bergotong royong membersihkan
lingkungan desa yang biasa disebut bersih desa, seluruh elemen masyarakat dari
petani sampai konglomeratpun diharuskan terjun ke lingkungan untuk ikut andil
dalam kerja bakti tersebut, dan untuk menciptakan suasana masyarakat yang
saling tolong-menolong antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya serta
untuk menumbuhkan rasa cinta kepada lingkungan.
Adapun objek dari yang dibersihkan adalah lingkungan sekitar masyarakat seperti jalan, tempat ibadah dan lain sebagainya. Salah satu tempat yang dibersihkan dan dianggap sakral oleh masyarakat desa wiladeg yaitu kali Banteng yang berada di sekitar desa wiladeng, yang konon dari sungai itulah desa Wiladeng terbangun sehingga terbentuklah desa Wiladeng seperti sekarang ini. Kemudian setelah masyarakat melakukan bersih-bersih desa, dilanjutkan dengan doa bersama di tempat-tempat yang dianggap sakral seperti di kali banteng yaitu dengan disediakannya makanan-makan yang bermacam-macam, dan sesajen-sesajajen sedemikian rupa yang dipimpin oleh Kiyai Haji Mubari M.Z dan tempat-tempat lainnya.
Adapun objek dari yang dibersihkan adalah lingkungan sekitar masyarakat seperti jalan, tempat ibadah dan lain sebagainya. Salah satu tempat yang dibersihkan dan dianggap sakral oleh masyarakat desa wiladeg yaitu kali Banteng yang berada di sekitar desa wiladeng, yang konon dari sungai itulah desa Wiladeng terbangun sehingga terbentuklah desa Wiladeng seperti sekarang ini. Kemudian setelah masyarakat melakukan bersih-bersih desa, dilanjutkan dengan doa bersama di tempat-tempat yang dianggap sakral seperti di kali banteng yaitu dengan disediakannya makanan-makan yang bermacam-macam, dan sesajen-sesajajen sedemikian rupa yang dipimpin oleh Kiyai Haji Mubari M.Z dan tempat-tempat lainnya.
Kemudian pada
hari intinya yaitu hari jumat legi dimana merupakan puncak dari kegiatan
tradisi rasulan pada pagi harinya masyarakat membuat gunungan-gunungan bermacam
macam yang biasanya terbuat dari hasil panen di desa Wiladeg, ada juga replika
besar dari hewan ternak seperti sapi, kambing, ayam, dan tanaman palawija
seperti jagung, singkong dan lainnya. Gunungan-gunungan ini diarak menyusuri
desa yang dilaksanakan dan dimeriahkan oleh warga. Biasanya dalam pengarakan
ini baris yang paling depan adalah Reog yang melambangkan prajurit kemudian
setelah itu sesepuh desa Wiladeg yang memimpin pengaraan ini yaitu oleh sesepuh
desa Wiladeg yang bernama Mbah Gembong, kemudian di belakang sesepuh yaitu
gunungan-gunungan yang bermacam-macam tersebut. Setelah gunugan-gunungan
tersebut diarak mengelilingi desa, semuanya di taruh di halaman balai desa
Wiladeg. Pada pukul 14.00 siang, Masyarakat berkumpul di balai desa untuk
menyaksikan gunungan-gunungan tersebut dan akan merebutkan gunungan-gunungan
pada saat penutupan. Dalam tradisi rasulan desa Wiladeg biasanya dalam puncak
acara tradisi rasulan bapak camat dan bapak lurah di undang untuk menghadiri
acara tersebut.
Kemudian gunung-gunung itu di doakan oleh Kiyai Haji Mubari M.Z, yang merupakan panutan di desa Wiladeg. Setelah di doakan gunugnan-gunungan tersebut dipersilahkan kepad warga untuk mengambilnya, dan akhirnya gunungan-gunungan tersebut di perebutkan oleh warga yang barang siapa yang mendapatkan bagian dari gunungan-gunungan tersebut dipercaya akan mendapat berkah yang lebih dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Kemudian setelah prosesi gunungan-gunungan selesai pada sore harinya diadakan pertandingan-pertandingan olahraga seperti sepakbola, voli. Biasanya dalam pelaksanaan pertandingan sepakbola ataupun voly desa Wiladeng mengundang dari klub di luar desa tersebut. Dan dimalam harinya diakhiri dengan pertunjukan wayang kulit, akan tetapi meskipun dari desa Wiladeng ada dalang dalm pertunjukan wayang kulit dalam tradisi rasulan di desa Wiladeg di datangkan dari luar, mesipun acara penutupan setelah pertunjukan wayang kuli, masyarakat masih ramai setelah hari penutupan tersebut.
Kemudian gunung-gunung itu di doakan oleh Kiyai Haji Mubari M.Z, yang merupakan panutan di desa Wiladeg. Setelah di doakan gunugnan-gunungan tersebut dipersilahkan kepad warga untuk mengambilnya, dan akhirnya gunungan-gunungan tersebut di perebutkan oleh warga yang barang siapa yang mendapatkan bagian dari gunungan-gunungan tersebut dipercaya akan mendapat berkah yang lebih dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Kemudian setelah prosesi gunungan-gunungan selesai pada sore harinya diadakan pertandingan-pertandingan olahraga seperti sepakbola, voli. Biasanya dalam pelaksanaan pertandingan sepakbola ataupun voly desa Wiladeng mengundang dari klub di luar desa tersebut. Dan dimalam harinya diakhiri dengan pertunjukan wayang kulit, akan tetapi meskipun dari desa Wiladeng ada dalang dalm pertunjukan wayang kulit dalam tradisi rasulan di desa Wiladeg di datangkan dari luar, mesipun acara penutupan setelah pertunjukan wayang kuli, masyarakat masih ramai setelah hari penutupan tersebut.
f. Tujuan diadakan tradisi
rasulan di desa Wiladeg
Di desa Wiladeg
tradisi Rasulan merupakan kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, ada
tujuan-tujuan yang hendak dicapai masyarakat dengan dilaksanakannya tradisi
rasulan ini, yaitu : 1. Syukuran : di dalam kegiatan rasulan terdapat acara doa-doa, mengucap rasa
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. dilaksanakan supaya masyarakat bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rejeki yang melimpah.
2. Melestarikan tradisi :
diharapkan dengan dilaksankan tradisi ini dapat mempertahankan tradisi yang di
tinggalkan nenek moyang supaya tradisi ini selalu tetap berjalan sampe anak
cucu mereka.
3. Memperkokoh tali persaudaraan
: kemudian tradisi rasulan tongini di laksanakan supaya dengan
dilaksanakannyaacara ini dengan teratur dapat memperkokoh tali persaudaraan
antara masyarakat, dengan gotong-royong otomatis masyarakat saling bantu
membantu antara yang satu dengan yang lainnya.
4. Menarik wisatawan : dengan
diadakannya kegiatan tradisi rasulan ini diharapkan menjadi penarik wisatawan
domestik maupun luar yang ingin berwisata budaya.
g. Kesimpulan
Tradisi rasulan
di desa Wiladeg merupakan salah satu bagian dari tradisi rasulan yang ada di
Gunungkidul. Tradisi rasulan merupakan aset bedaya yang sangat perlu untuk
dipertahankan, karena dengan keunikan dan kekhasannya, kelestarian jiwa
kebersamaanya dengan semangat bergotong-royong maka keharmonisan masyarakat
dapat terwujud. Dan tradisi rasulan ini bisa menjadi salah satu aset budaya
bangsa yang patut dengan bangganya kita mempertahankan dan mempublikasikannya
ke dunia internasional.