Tak ada kata lain yang lebih indah
dari kata sahabat. Yappss sahabat, sahabat yang selalu mewarnai hari-hariku.
Sahabat yang selalu menguatkanku disaat aku rapuh. Sahabat yang selalu ada
disaat tawa dan sedihku. Sahabat, kaulah sahabatku Andry Darvid Mirhardie.
Aku tak tahu bagaimana caranya
untuk menceritakan tentangmu? Bagaimana
caranya agar aku bisa menjelaskan tentangmu? Bagaimana caranya agar aku bisa
memperkenalkanmu pada sahabat-sahabatku ? karna aku sendiri belum pernah
melihatmu.
Aneh rasanya kita belum pernah
bertemu tapi kita bisa sedekat ini dan kaupun menyebut kita sebagai sahabat.
Andai saja dulu kita kuliah disatu Universitas, pasti diantara kita tak akan
ada sebuah tanda tanya besar yang selalu mengganjal di hati ini. Maafkan aku,
karna aku tidak jadi satu Universitas denganmu dan bahkan jarak yang jauhpun
belum dapat mempertemukan kita.
Andai kau tahu sahabatku, hatiku
hancur berkeping-keping saat aku mendengar keputusan dari keluarga besarku
ternyata mereka tidak mengijinkanku untuk berkuliah di Ibu Kota. Padahal 12 jam lagi kita bisa bertemu namun kejadian
yang tidak mengenakan itu pun menghalangi langkahku untuk datang ke Universitas
itu bahkan menghalangiku untuk bertemu denganmu.
Betapapun hancurnya hatiku tak
dapatku banyangkan kembali karna terlalu dalam dan terlalu sakit untukku ingat. Bidikmisi, SBMPTN, SPMU UNNES,
dan yang terakhir dari usahaku untuk mendapatkan beasiswa adalah Beasiswa 100%
Universitas Esa Unggul di Kebon Jeruk Jakarta. Beberapa kegagalan telahku lalui
dari Bidikmisi, SBMPTN,dan SPMU UNNES namun tak meruntuhkan ku untuk mencari
dan mencari beasiswa, setelah aku mencari dan akupun berhasil mendapatkan
beasiswa itu di Universitas Esa Unggul dengan jurusan yang aku minati dan itu
adalah hobiku sekaligus jurusan yang akan mengantarkanku pada cita-citaku TI,
yah Teknologi informatika sesuai jurusanku saat aku SMK.
Air mataku pun tak terbendung lagi.
Sore hari seharusnya aku sudah pergi ke Ibu Kota, semua barang-barang bahkan
trevel pun sudah siap menanti ,namun apa dayaku kepergianku tiba-tiba terhalang
keluarga besarku. Ayah Ibu kalian orangtuaku kenapa kalian tak sanggup
bembelaku? Kenapa kalian lebih mendengarkan mereka? Aku ini anak kalian. Tapi
ya sudahlah. Keesokan harinya aku diantar ke Jogja lebih tepatnya ke
Universitas Teknologi Yogyakarta karna ternyata aku mendapatkan undangan dari
universitas itu.
Setelah sampai ke Jogja keesokan
harinya kuliah perdana di Jombor Kampus Utama UTY. Dan hari itu juga
seharusnya, aku juga kuliah perdana ESQ di Universitas Esa Unggul. Remuk dan
hancur hatiku tak lagiku rasa karna rasaku telah mati olehnya. Di kerumunan
banyak orang sedang tertawa tanpa aku sadari aku telah meneteskan air mata.
Setelahku tersadar air mataku telah menetes, seorang MC saat acara kuliah
perdana di Jombor menyuruh seseorang untuk maju kedepan tanpa berpikir panjang
aku langsung berlari menuju panggung dan dapatlah sebuah kado dari UTY.
Saat itu aku berani dan aku yakin
kalau inilah jalan yang terbaik, jalan yang ditunjukan Alloh dan jalan yang Ia
ridhoi Adalah Universitas Teknologi Yogyakarta. Aku bisa bertahan dan aku yakin
karena kau sahabatku, Andry Darvid Mirhardie selaluku ingat dan takkan aku
lupakan saat kau mengatakan
”kamu mau gak jadi sahabat aku?”
dan aku pun menjawab iyah aku mau.
“kalau kamu mau jadi sahabat aku
ada syaratnya, syaratnya kamu harus kuat lely . Kamu harus tetap bisa membuat
orangtuamu bangga. Kamu harus baik-baik disana.”
Sejenak ku merenung, merenungi semuanya aku
harus bisa dan harus dapat menunjukan kalau aku adalah anak terbaik untuk
orangtuaku. Dan aku harus bisa menunjukan pada keluarga besarku, dimanapun aku
berada aku akan tetap menjadi emas. Sekali emas akan tetap menjadi emas.
Sejak itupun aku berjanji pada
sahabatku kalau aku akan tetap menjadi emas dimanapun aku berada. Walaupun kita
berbeda Universitas namun tujuan kita tetap sama, menggapai cita-cita menjadi
orang sukses dan dapat membahagiakan kedua orangtua. Aku bersyukur dan sangat
bersyukur dapat bertemu sahabat-sahabat baru di UTY. Walaupun aku di UTY belum
mendapatkan beasiswa karna harus menunggu semester 3baru bisa mengajukan, namun
tak mengalahkanku untuk tetap mengejar beasiswa mengingat aku bukanlah berasal
dari keluarga yang mampu. Aku harus tetap bisa berkuliah dan harus bisa
mengubah kehidupan keluargaku nantinya.
Universitas Teknologi Yogyakarta The Better Choice:).